Showing posts with label sejarah. Show all posts
Showing posts with label sejarah. Show all posts

August 10, 2010

Dae Jangeum





Kisahnya berlangsung di Korea pada masa Dinasti Joseon, pemerintahan Raja Seongjong, Raja Yeonsan-gun (1494-1506) dan Raja Jungjong (1506-1544). Kisahnya dimulai dengan ibunda dari Yeonsan-gun yang masih muda yang diracuni oleh sekelompok pengawal istana di bawah perintah raja.

Setelah peristiwa itu, seorang pengawal istana, Seo Cheon-su, yang menyertai kelompok itu, pulang ke rumahnya, namun ia mengalami kecelakaan dalam perjalanan kembalinya. Ia diselamatkan oleh seorang pertapa Taois, yang mengatakan kepadanya bahwa hidupnya akan berlangsung di sekitar tiga orang perempuan, bahwa ia akan menyelamatkan perempuan yang kedua tetapi juga menyebabkan kematiannya, dan perempuan ketiga, yang akhirnya akan menyebabkan kematiannya, tetapi juga akan menyelamatkan banyak nyawa. (Baru belakangan sekali akan jelas bahwa ketiga perempuan itu adalah, masing-masing, ibunda Yeonsangun, ibunda Jang-geum, dan akhirnya Jang-geum sendiri.)

Tekanan batin akibat peristiwa ini akhirnya menyebabkan Seo Cheon-su mengundurkan diri. Di pihak lain, Dayang-Istana Park, seseorang yang sedang belajar di dapur istana, menyaksikan komplotan terhadap ibu suri yang dilakukan oleh Dayang-Istana Choi dan pada gilirannya dikenai tuduhan-tuduhan palsu oleh kalangan dalam staf dapur senior, dan diam-diam diperintahkan dibunuh melalui prosedur internal mereka. Ia diselamatkan oleh Dayang-Istana Han, teman baiknya di istana, dan belakangan dengan tidak sengaja diselamatkan oleh Seo yang kini sudah pensiuin. Keduanya pergi untuk hidup dengan rahasia di sebuah desa terpencil, dan menyamar sebagai petani kecil. Mereka menikah dan membesarkan seorang anak perempuan yang sangat cerdas, Seo Jang-geum.

Pada 1504, Yeonsanggun memerintahkan penyelidikan besar-besaran tentang kematian ibunya, dan akhirnya menemukan Seo dan keluarganya, sebagian karena kesalahan di pihak anaknya, Jang-geum. Seo ditangkap dan dapat diduga bahwa kemudian dihukum mati. Jang-geum dan ibunya melarikan diri, namun ibunda Jang-geum terluka parah oleh musuh-musuhnya, dan sebelum meninggal dunia ia menyampaikan kepada Jang-geum pesannya yang terakhir. Katanya, apabila ia mau, ia menginginkan Jang-geum menjadi juru masak kepala di dapur kerajaan dan mencatat kasusnya dalam buku catatan sejarah rahasia kaum perempuan di dapur (dengan maksud membalaskan kesalahan yang dilakukan kepadanya, demi kehormatannya).




Jang-geum mengalami sejumlah petualangan dan berhasil masuk ke istana. Melalui keberaniannya, rasa ingin tahu, bakat, kebaikan, dan kerja kerasnya, ia menolong Dayang-Istana Han (sahabat baik ibunya, yang baru belakangan sekali ia ketahui) untuk menjadi juru masa kepala di istana. Pada masa ia berada di istana, ia mengalami banyak penderitaan dan dijauhi orang karena ia lebih pandai daripada para pekerja magang lainnya. Namun Jang-geum tidak patah semangat dan terus memasak dengan pikiran apapun yang terjadi, tujuannya memasak adalah demi kesehatan dan kebahagiaan orang yang menikmati masakannya. malangnya, sebuah permufakatan yang dipimpin oleh Dayang-Istana Choi, kemenakannya Geum-yeong, serta para pejabat tinggi dan pedagang yang ingin tetap memonopoli pasar barng impor mengakibatkan Dayang-Istana Han dan Jang-geum dibuang ke Pulau Jeju.

Hubungan sejarah

Dae Jang-Geum adalah orang sungguhan yang dicatat dalam Babad Dinasti Joseon, serta dokumen medis dari masa itu. Namun, deskripsi dan rujukan tentang dia sangat sedikit dan singkat. Banyak yang menyatakan bahwa Dae Jang-geum adalah perempuan pertama yang menjadi dokter istana yang melayani raja dalam Sejarah Korea. Namun, ada pula (sampai sekarang) yang tetap percaya bahwa Dae Jang-Geum semata-mata adalah tokoh fiksi yang diambil dari berbagai rujukan kepada dokter-dokter perempuan di dalam Babad itu. Untuk keterangan lebih lengkap tentang dokumen sejarahnya, lihatlah entri untuk Seo Jang Geum.

Jang-geum, menurut buku Babad Dinasti Joseon serta dokumen medis dari abad ke-16, adalah satu-satunya wanita tabib kerajaan dalam sejarah Korea. Namun, deskripsi dan rujukan tentang dia sangat sedikit dan singkat. Ada pula (sampai sekarang) yang tetap percaya bahwa Jang-geum semata-mata adalah tokoh fiksi yang diambil dari berbagai rujukan kepada dokter-dokter perempuan di dalam Babad tersebut.

Aku sudah nonton serial ini sampai 7 kali....senyumnya Jang-eum (atau bahkan Lee Young-Ae yang berbakat) jadi pengen banget rasanya bisa tersenyum sama seperti dia. sejak menonton ini aku jadi tertarik banget sama sejarah korea yang penuh warna...film ini bener2 banyak yang bisa diambil pelajaran n mengharukan tapi tidak cengeng...


sumber: http://id.wikipedia.org

April 16, 2010

The Legend - 전설

The Legend - 전설





Bercerita tentang Hwan woong, seorang dewa yang diturunkan ke bumi untuk membebaskan anak manusia dari perang dan penderitaan yang berkepanjangan karenanya. Hwan woong diberkati dengan tiga penjaga langit yaitu Baek Ho (harimau putih), Hyun Moe (kura-kura), dan Chung Ryong (naga biru). Meskipun misinya di bumi telah berhasil, namun bangsa harimau yang memuja api masih terus melakukan penyerangan dan membunuh bangsa lain yang tidak mengakui kekuasaan mereka. Bangsa beruang adalah yang paling sering terlibat dengan bangsa harimau ini. Sae yeoh, pemimpin bangsa beruang merupakan wanita yang lembut hatinya dan sering meneteskan air mata setiap kali melihat penderitaan rakyatnya. Hwan woong yang menyaksikan ini diam-diam mulai jatuh hati padanya. Dengan mengabaikan perbedaan antara dewa dan manusia, Hwan woong pun menikahi Seo yeoh.



Sementara itu, Kajin, seorang wanita perwakilan dewi api dari bangsa harimau yang telah beberapa kali dikalahkan oleh Hwan woong juga telah menaruh hati pada sang dewa. Dengan mengkhianati bangsanya dan ingin bertaubat, Kajin bermaksud menemui Hwan woong dan ingin selamanya hidup di sisinya. Tapi takdir yang disuratkan oleh langit berkata lain. Kajin malah melihat dengan mata kepalanya sendiri kemesraan Hwan woong dan Sae jeoh yang menjadikannya sangat marah dan ingin menuntut dendam. Terlebih kekuatan dewi api yang telah dititiskan kepadanya telah dikunci oleh Hwan woong di dalam hati Joo Jak (phoenix). Kajin pun menunggu saat yang tepat dan kemudian melancarkan serangan terhadap bangsan harimau.

Pada saat penyerangan inilah anak Hwan woong dan Sae jeoh dilahirkan. Kajin mencuri bayi tersebut dan mengancam akan membunuhnya apabila Hwan woong tidak datang kepadanya dan menyerahkan dirinya. Namun naluri ibu Seo jeoh lebih kental daripada kesakitan dan kesulitan yang dialaminya. Seo jeoh mengejar Kajin dan ketika Kajin mengancam dengan melemparkan bayi tersebut ke dalam jurang, Seo yeoh yang menyimpan hati Joo jak sebagai pemberian Hwan woong padanya tanpa terkontrol lagi berubah menjadi burung phoenix yang sangat marah.




Ketika Hwan woong datang sang phoenix telah membakar hampir separuh bagian bumi. Hwan woong mengutus ketiga penjaga langit untuk mengalahkan phoenix. Namun kemarahan phoenix yang murka tak dapat ditaklukkan dengan mudah. Hwan woong sendiri yang akhirnya harus membunuh phoenix untuk penyudahi kehancuran bumi.

Setelah kejadian itu, keempat penjaga langit dibekukan Hwan woong menjadi empat benda keramat. Hwan woong berjanji bahwa keempat benda tersebut suatu hari akan terbangun apabila raja Jooshin yang merupakan keturunanya dilahirkan kembali ke bumi. Hwan woong pun kembali ke langit karena menganggap dirinya telah gagal.

Dua ribu tahun kemudian bintang Jooshin bersinar dengan sangat terang. Di setiap penjuru bumi yang mengetahui bintang tersebut adalah pertanda kelahiran raja Jooshin bertanya-tanya siapa dan darimana bayi tersebut akan berasal. Sementara itu keturunan bangsa harimau pemuja api yang dikenal dengan bangsa Hwan chool mulai mencari tanda-tanda kebangkitan empat penjaga langit yang dimaksud. Mereka mempercayai bahwa dengan menguasai keempat benda langit tersebut maka mereka dapat menguasai dunia seperti dahulu nenek moyang mereka berhasil menguasai dunia. Bangsa Geol Moo yang merupakan keturunan bangsa Hyeon (bangsa yang berhasil dibentuk Hwan woong ketika di bumi) juga berusaha mencari keempat benda langit tersebut dan bayi yang lahir di bawah bintang Jooshin.

Kerusuhan tak terelakkan terjadi. Di kala bintang Jooshin bersinar dengan sangat terang dan keempat benda langit tersebut terbangun, lahirlah seorang bayi di tengah hutan belantara. Sementara itu di kala bintang Jooshin meredup, seorang bayi yang merupakan anak Yeon Garyo (saudara raja Goguryeo) juga dilahirkan.

Beberapa tahun kemudian, ketika raja Goguryeo akan mangkat, sang raja memanggil kembali saudara kandungnya yang telah diasingkan di luar istana. Betapa terkejutnya seluruh kabinet dan para bangsawan istana ketika sang raja mengangkat adiknya ini menjadi raja, padahal Yeon Garyo juga memiliki hak yang sama sebagai saudara raja. Sang raja sebelum menghembuskan nafas terakhirnya juga berpesan kepada Damdeok, putra adiknya tersebut, untuk dapat menyatukan kembali negeri ini dan menjadi raja Jooshin.

Karena titah raja adalah kehendak langit, ayah Damdeok pun tetap dinobatkan sebagai raja. Meski banyak pihak yang tak setuju bahkan kekuatan terbesar dalam istana berusaha meracuninya, kebijaksanaan Dam deok dan dukungan para pengawal raja berhasil membekuk pelaku tersebut. Namun ternyata makar dalam istana belum berakhir malah baru akan dimulakan.

Di sisi lain, bangsa Hwan chool yang pada saat kelahiran raja Jooshin berhasil mendapatkan hati Joo jak, berhasil memasukkan Kiha, walinya ke dalam istana untuk dididik sebagai tang sheng (pendeta istana) agar selalu dekat dengan raja Joo shin. Pada saat itu rumor yang beredar mengatakan bahwa Ho Gae, putra dari Yon Garyo lah keturunan raja Joo shin yang kelak akan menyatukan negeri-negeri di bawah Goguryo.

Ki Ha selama pendidikannya di dalam kuil istana, sejak beberapa kali bertemu tak sengaja dengan Damdeok, bahkan membantunya menyembuhkan sang raja dari racun, menjalin persahabatan dengan putra mahkota tersebut. Sementara itu Ho Gae pula telah jatuh hati pada Ki Ha sejak pertama bertemu dengan gadis manis tersebut. Garis nasib Damdeok, Ki Ha dan Ho Gae berikutnya menjadi sangat rumit. Ketika Ki Ha, gadis yang paling dipercayai Damdeok harus berbalik mengkhianatinya dengan Ho Gae yang dipenuhi hasrat dendam membara ikut menyerang Damdeok secara frontal, Damdeok pun sempat menjadi burunon kerajaan bahkan para pengawal peribadi yang diutus ayahnya sempat memintanya untuk bunuh diri demi kesejahteraan rakyat Goguryo. Dalam keadaan-keadaan sulit inilah Damdeok selalu ditemani oleh Sujini, seorang murid Geol Moo yang sejatinya adalah titisan Seo jeoh.

Dengan kebijaksanaan, kecerdikan, dan kemurahan hatinya, Damdeok berhasil kembali ke dalam istana dan menjadi raja Goguryeo. Tentu saja usaha Yon Garyo tidak berhenti begitu saja. Kebangkitan dua benda langit ketika Damdeok berada dalam bahaya dan dalam kemarahan yang teramat sangat tidak cukup menjadi bukti baginya bahwa Damdeok lah keturunan raja Jooshin yang dimaksud. Dengan bekerja sama dengan pendeta Hwan chool, Yon Garyo yang berambisi menjadikan anaknya Ho Gae sebagai raja Goguryeo pun melakukan segala kelicikan bahkan terang-terangan mengkhianati rajanya, Damdeok.



Intrik dan konflik bertebaran di sepanjang serial ini. Bagaimana cara menjatuhkan lawan, menguasainya dan menjadi pemenang atas peperangan baik fisik maupun politik dilakoni oleh Damdeok. Dengan kecermatannya, Damdeok berhasil memperluas kerajaan Goguryeo dan menjalin persahabatan dengan beberapa negara tetangga. Namun pendeta Hwan chool yang terus merongrok Damdeok karena menginginkan kekuasaan mutlak atas seluruh bumi yang hanya bisa didapat dengan kekuatan langit melalui keempat benda keramat tadi, tak kan berhenti sampai mendapatkan jantung Damdeok sebagai kunci pembuka kekuatan langit yang dimaksud. Lantas bagaimanakah cara Damdeok sang raja Jooshin mengalahkan pendeta Hwan chool yang tak abadi ini serta apakah sang pendeta sendiri berhasil membuka kekuatan langit dengan jantung Damdeok? Di episode 24 akan terjawab semua pertanyaan ini.

Sumber : sinemakorea.com

April 15, 2010

Legenda Tan-Gun - 탄 총의 전설

Legenda Tan-Gun
Tan-Gun Legenda mengatakan bahwa Hwan-ung, putra Hwan-in (yang Allah Semua dan penguasa Surga), rindu untuk hidup di Bumi di antara lembah-lembah dan gunung-gunung. Ayahnya mengirimnya dan 3.000 pembantu untuk memerintah Bumi dan menyediakan manusia dengan kebahagiaan besar.

Hwan-ung turun ke Gunung T'aebaeksan di perbatasan antara Manchuria dan apa yang sekarang Korea Utara. Dia bernama tempat Shinshi, Kota Tuhan. Seiring dengan menterinya awan, hujan, dan angin ribut, ia menerapkan hukum dan kode moral dan mengajarkan manusia berbagai seni, kedokteran, dan pertanian.

Tan-Gun A harimau dan beruang tinggal di gua bersama berdoa untuk menjadi manusia. Setelah mendengar doa-doa mereka, Hwan-ung memanggil mereka untuk dia dan memberi mereka 20 siung bawang putih dan sekelompok mugwort. Dia kemudian memerintahkan mereka hanya memakan makanan suci ini dan tetap keluar dari sinar matahari selama 100 hari. Harimau itu segera menyerah dan meninggalkan gua. Namun, beruang itu tetap benar dan setelah 21 hari berubah menjadi seorang wanita.

Wanita-beruang sangat bersyukur dan mempersembahkan kurban kepada Hwan-ung. However, Namun, kurang teman yang dia segera menjadi sedih dan praved di bawah pohon cendana untuk diberkati dengan anak-anak. Hwan-ung, tergerak oleh doa-doanya, mengajaknya untuk istri dan segera ia melahirkan seorang putra yang tampan. Mereka menamai anak itu Tan-gun, yang berarti "mezbah Pangeran" atau cendana.

Tan-gun berkembang menjadi pemimpin yang bijaksana dan kuat dan tahun 2333 SM pindah ke P'yongyang dan mendirikan Chosŏn ("Tanah Pagi Tenang") Kingdom. Akhirnya, pada usia 1908, ia kembali ke T'aebaeksan di mana ia menjadi gunung dewa.

(Baru saja, demi untuk mencoba legitamize sendiri, pemerintah Korea Utara itu mengaku telah menemukan dan menggali situs pemakaman untuk Tan-gun.)
Sumber : translate.googleusercontent.com

Sejarah Korea Pra-20th Century - 20 세기 전에 한국사

??- 57 BC: Evidence of inhabitants in Korea from as early as 4000 BC exists in Korea. -
Legend has that the man-god Tan Gun founded the Joseon (meaning Land of the Morning Calm ) Kingdom in 2333 BC.
Almost no centralized communities existed from then until three kingdoms emerged in the 1st century BC.

57 BC - 668 AD: The Three Kingdoms of Silla , Goguryeo , and Baekje had similar ethnic and linguistic backgrounds.
Koguryo occupied the northern part of the peninsula from the Chinese border to the Han River, while Silla and Baekche dominated the southern regions.
All three kingdoms were heavily influenced by China, and Buddhism was introduced to Koguryo in 372.
Various alliances were formed either with or against the Chinese until 660 when Silla allied with China to overthrow Baekje.
Goguryeo fell shortly afterwards in 668.

668 - 935: The Silla Kingdom period marked the start of Korea's cultural development.
Buddhism expanded and furled the construction of numerous temples and art works.
However, despite Chinese influences, Silla remained largely tribal in culture.
Society divided into distinct classes with a large semi-slave population supporting an aristocratic minority.
Warlords began amassing power bases to the north and eventually took over Silla and founded a new kingdom- Goryeo .

918 - 1392: Korea's English name was derived during the Goryeo period.
At this time the government codified the laws and introduced a civil service system.
During this time Buddhism flourished and spread throughout the peninsula.
Like other kingdoms before it, Koryo was also subject to internal strife and external threats, most notably from the Mongols who had taken over China.
In 1231 the Mongols invaded Korea, forcing the royal family to flee to Kanghwa Island near Seoul. After 25 years of struggle, the royal family finally surrendered.
The following 150 years saw continued Goryeo rule, but under the control of the Mongols.
As the Mongols declined in power, so too did Goryeo.
In 1392 a Korean general, Yi, Song-gye , was sent to China to campaign against the Ming rulers.
Instead, he allied himself with the Chinese, returned to overthrow the Korean king, and setup his own dynasty.
During this time, Korea also perfected the art of celadon pottery.

1392 - 1910 The ruler of the Yi Dynasty (also known as the Joseon Dynasty ) moved the capital to Hanyang-gun (today's Seoul) in 1394 and adopted Confucianism as the country's official religion.
As a result, Buddhists lost much of their wealth and power. It was during this period that the Korean alphabet, Hangeul , was invented by King Sejong the Great.
This period also had its share of external problems, suffering invasions by the Japanese
(1592-1598) and the Manchus (1627-1636).
With the arrival of Japanese and Western traders in the 19th century, the Korean rulers tried to prevent the opening of the country to foreign trade by closing the borders, earning Korea its nickname of the Hermit Kingdom.
Beginning in 1876, the Japanese forced a series of Western-style trade agreements on Korea, leading to Japan's eventual annexation of the country in 1910.
Due to growing anti-Japanese sentiment, in 1897 King Kojong declared himself to be emperor of the Taehan Empire , an independent Korea. However, during the Russo-Japanese War (1904-1905), Japanese forces moved onto the peninsula, despite Korean declarations of neutrality.
The signing of the Japan-Korea Protection Treaty in 1905 gave Japan virtual control over Korea, and in 1910 a Korean royal proclamation announced the annexation by Japan.
Sumber : translate.googleusercontent.com